Sering kali kita mendengar orang-orang meremehkan kemampuan mereka sendiri pada tugas-tugas stereotip sulit seperti bermain catur, menceritakan lelucon, juggling atau pemrograman komputer padahal mereka mampu melakukan hal tersebut atau malah sebaliknya mereka merasa sanggup melakukannya padahal tidak.
Efek Dunning-Kruger adalah yang paling tepat menjelaskan mengapa orang yang tidak kompeten tidak tahu bahwa mereka tidak kompeten.Namun ada sisi lain-dengan-Dunning Kruger: kadang-kadang orang yang kompeten tidak tahu kapan mereka kompeten.
Ini berarti bahwa ketika Anda menguasai sesuatu dengan baik, Anda cenderung menganggap bahwa orang lain menguasai dengan baik dalam hal itu juga. Akan tetapi ketika Anda dihadapkan dengan tugas sulit yang Anda pandai, Anda meremehkan kemampuan Anda sendiri.
Misalnya Kruger (1999) menemukan bahwa orang meremehkan kemampuan mereka pada tugas-tugas stereotip sulit seperti bermain catur, menceritakan lelucon, juggling atau pemrograman komputer. Di sisi lain mereka melebih-lebihkan kemampuan mereka pada stereotip tugas mudah seperti menggunakan mouse, mengendarai mobil atau mengendarai sepeda.
Berikut contoh lain, dijelaskan oleh Moore (2007):
"Mahasiswa Universitas iowa melaporkan bahwa mereka percaya hanya memiliki kesempatan sebesar 6% untuk mengalahkan sesama mahasiswa universitas iowa dalam kontes trivia menampilkan pertanyaan tentang sejarah Mesopotamia (windschitl et al., 2003). Sebaliknya, kontes trivia menampilkan pertanyaan pada komedi situasi tv terinspirasi sebuah probabilitas diperkirakan rata-rata menang 70%. Tentu saja, keyakinan ini keliru karena tes akan mudah atau sulit untuk semua orang. Rata-rata, kemungkinan untuk menang sebenarnya harus menjadi 50%. "
Bagaimana kita bisa menjelaskan semua ini?
"Ketika orang membandingkan diri dengan teman sebaya mereka, mereka fokus egocentrically pada kemampuan mereka sendiri dan kurang memperhitungkan kemampuan dari kelompok pembanding." (Kruger, 1999)
Dengan kata lain kita cenderung lupa betapa orang lain baik pada naik sepeda dan seberapa buruk mereka menceritakan lelucon atau pemrograman komputer.
Hal yang sama berlaku dari penilaian yang kita buat tentang diri kita sendiri. Misalnya orang lanjut usia cenderung menganggap mereka kurang menarik dan atletik daripada orang lain seusia mereka (Zell & alicke, 2011).
Moral dari cerita ini adalah sederhana: terkadang kita memandang diri kita rendah, terutama ketika menghadapi tugas yang sulit atau ketika kita memiliki keahlian khusus. Dalam keadaan ini sebenearnya kita lebih baik dari apa yang kita tahu.
Jadi jangan terjebak oleh efek Dunning-Kruger,fokus apa yang kita kuasai dan jangan terlalu terbeban akan dibandingkan dengan kemampuan orang lain.
Sumber
0 comments:
Post a Comment