thursday'snotes
this site the web

Twitter Evolution in My Life.

Back when I was young, happy, free, confused, and lonely in the best way. Yeah, everybody knows where the line taken from. That's right! it's taken from  the 22 song from Taylor Swift!. Ada apa dengan 22 dan twitter? Jawabannya adalah diusia tersebut saya membuat akun twitter pertama kali * langsung disorakin ma anak abege umur 11 tahun pecinta Justin Biebier dan One Direction*.

Tua banget yah pas bikin? well kalau pada jaman tahun 2009 sih saya termasuk muda bikin akun disana *halah pencitraan atau lebih tepatnya pembelaan diri*. Buat apa coba bikin akun di twitter? jawabannya sih sebagai orang IT minimal tahulah produk jejaring sosial yang lagi happening waktu itu ( pas zaman itu yang mendominasi sih masih facebook dan twitter). Salah satu keuntungan punya akun twitter pada zaman purba waktu itu adalah dikit banget yang pake twitter dan kesempatan itu tidak saya sia - sia khan untuk NYAMPAH.

Tolong ya kata nyampah itu di kapital alias itu fungsi terpenting twitter dalam hidup saya. Isi tweet saya yang hampir 1500 adalah sumpah serapah saya tentang bos saya yang menyebalkan dan kerjaan saya yang tidak menyenangkan di awal. Namun semua itu sudah di hapus setelah senior saya dikantor merenggek - renggek minta ditemenin buat akun twitter.

"Yu, punya akun twitter?"
"Hmmm ada sih.. emang kenapa?"
"Mana?? sini gw folllow! ayo mainan twitter"
"Tapi isinya sampah.. mending ga usah di follow"
"Tapiii gw mau maenan twitter...yaudah biar aja isinya sampah"
Ngekkk.. langsung pikiran saya  melayang pada 1500 sumpah serapah tentang kerjaan saya. Emang sih saya spesifik hanya membicarakan bos saya yang menyebalkan tapi kalau ada orang tahu betapa muka saya yang polos ini sebenarnya menyimpan dendam bisa berabe pasaran saya. I may look calm but in twitter I might kill you in 100 times.

It takes one day to delete all the tweets. My goodness, ternyata emang saya punya bakat kejam lebih dari 1500 tweets. Sambutan pertama yang saya terima ketika saya memutuskan untuk mempublikasikan akun twitter saya adalah : lhoo sampahnya mana ini mah cuma hello word. Saya cuma bisa senyum dan dalam hati berkata : Surely you better not know how villain I am :)

Dan sejak itu twitter sang tempat sampah saya bergulir menjadi media sosial sesuai jalurnya, teman curhat galau pas pdkt, sahabat di kala berdesak-desakan di busway berangkat kantor sampai ke kampus, tempat diseminasi informasi seputar kuliah dan dosen. I miss those momments. Jangan harap deh batere bb saya bisa tahan sehari kalau udah ngaktifin ubertwitter.

Seperti halnya siklus hidup suatu product, selalu ada dismishing of marginal return value. Sekarang saya dah males banget nyentuh twitter. Susah banget lepas dari adiksi informasi yang ditawarkan twitter and now it just gone like I never knew twitter.

Saya berhenti kecanduan twitter pada post ke 12.595 dan beralih ke sosial media baru yang bernama path. Walaupun berhenti ngepost tapi saya masih kadang - kadang login untuk mengenang tweet masa lalu. Mengikuti jejak all the time my favorite status di facebook pada post berikutnya saya akan menampilkan beberapa tweet favorite saya.



0 comments:

Post a Comment

 

Disclaimer

I do not claim any of these images as my own unless otherwise stated

The views and opinions expressed on this blog are 100% mine. If I claim or appear to be an expert on a certain topic or product or service area, I will only endorse products or services that I believe, based on my expertise, are worthy of such endorsement. Any product claim, statistic, quote or other representation about a product or service should be verified with the manufacturer or provide

About Thursday's Notes

This blog is a personal blog written and edited by me, and does not reflect the views of either employers and/or clients. This blog does not accept any form of cash advertising, sponsorship, or paid topic insertions.